Selasa, 11 Maret 2014

sistem pengapian dli

SISTEM PENGAPIAN DLI
A. Kompetenesi           : Mendiagnosis dan Memperbaiki Sistem Pengapian   DLI
B. Sub Kompetens       : 1. Memperbaiki komponen sistem pengapian DLI
  2. Membaca DTC (Diagnostic Trouble Code) sistem  pengapian DLI
C. Indikator Esensial     : Mampu melakukan trouble shooting dan perbaikan sistem pengapian DLI.
D. Uraian Materi
I.Sistem Pengapian DLI
Sistim pengapian DLI adalah sistim pengapian elektronik tanpa distributor (distributorless). Yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini.
• ECM
Mendeteksi kondisi mesin dan kendaraan melalui sinyal dari sensor, untuk menentukan ignition timing yang tepat dan waktu mengalirnya arus listrik ke primary coil dan mengirim sinyal ke igniter (power unit) di pengapian coil assy.
• Ignition coil assy. (termasuk igniter)
Ignition coil assy dimana terdapat ignitor di dalamnya yang meng-ON-OFFkan aliran listrik ke primary coil sesuai sinyal dari ECM. Ketika arus mengalir ke primary coil diputus, terjadi tegangan tinggi pada secondary coil.
• Kabel busi dan busi.
• Sensor CMP dan sensor CKP
Menggunakan sinyal dari sensor-sensor ini, ECM mengidentifikasi cylinder mana yang pistonnya pada langkah kompresi, mendeteksi sudut crank dan menyetel ignition timing secara otomatis.
• Sensor TPS, sensor ECT, sensor MAP dan sensor lainnya/switch
Sistim pengapian tidak dilengkapi distributor, tetapi dilengkapi dengan ignition coil assy. (coil pertama untuk busi No.1 dan No.4 dan coil kedua untuk
busi No.2 dan No.3). Ketika sinyal pengapian dikirim dari ECM ke ignitor pada
ignition coil assy. untuk busi No.1 dan No.4, terjadi tegangan tinggi pada secondary coil dan busi No.1 dan No.4 secara bersamaan. Seperti, ketika sinyal pengapian dikirim ke ignitor pada ignition coil assy., busi No.2 dan No.3 secara bersamaan. Sistem Pengapian DLI ini digunakan pada mobil Suzuki APV. Sedang untuk type lain, misal Suzuki Grand Excudo XL.7, masing busi di hubungkan dengan sebuah ignition coil assy.
            Secara umum sistem pengapian DLI dilengkapi dengan ESA ( Electronic Spark Advancer), sebagai ganti Spark Advancer Konvensional, sehingga tidak akan terjadi kerugian akibat gesekan barang yang berputar sekaligus tidak ada suara yang keras karena tumbukan gigi-gigi.
A. Macam-macam Sensor yang digunakan.
 Pada sistem pengapian DLI diperlukan beberapa sensor, yaitu :
 1. IAT ( Intake Air Temperatur ) , fungsinya untuk memberikan data temperatur udara masuk.
 2. ECT ( Engine Coolant Temperatur ), fungsinya untuk memberikan data temperatur air pendingin.
 3. TPS (Trottle Position Sensor), fungsinya untuk memberikan data posisi katup throttle.
 4. MAP ( Manifold Absolut Pressure), fungsinya untuk memberikan data tekanan udara absolute pada saluran udara masuk.
5. MAF (Mass Air Flow), fungsinya untuk memberikan data massa aliran udara masuk.
6. CMP (Camshaft Position), fungsinya untuk memberikan data posisi camshaft.
7. CKP (Crankshaft Position), fungsinya untuk memberikan data posisi crankshaft.
8. VSS (Vehicle Speed Sensor), fungsinya untuk memberikan data laju kendaraan.
9. Knock sensor (digunakan pada mobil-mobil tertentu), fungsinya untuk memberikan data tentang terjadinya detonasi (knocking) pada mesin.

B. Macam-macam Rangkaian Sistem Pengapian Elektronik yang Menggunakan ESA.
            Pada sistem pengapian elektronik yang menggunakan ESA ada yang masih menggunakan distributor dan tanpa distributor. Adapun gambar rangkaian sistem pengapian dapat dilihat pada






C. Perawatan Kendaraan
1. Tes Pengapian Busi
1) Pindahkan tuas transmisi ke posisi “Netral”, aktifkan rem tangan, dan ganjal setir.
2) Lepas semua soket injector dari injector.
3) Lepas busi dari cylinder head lihat “Melepas dan Memasang Busi”.
4) Periksa kondisi dan tipe busi lihat “Memeriksa Busi”.
5) Jika OK, pasang soket pengapian coil ke pengapian coil assy. dan pasang busi ke pengapian coil assy. atau hightension cord, dan kemudian groundkan busi.
6) Crank engine dan periksa apakah busi memercikkan bunga api.
7) Jika tidak ada percikan, periksa komponen yang berhubungan lihat “ Diagnosa Gejala Sistim Pengapian”.
8) Setelah tes, lepas soket pengapian coil dari pengapian coil assy.
9) Pasang busi ke cylinder head lihat “Melepas dan Memasang Busi”.
10) Pasang semua soket injector ke injector.

2. Memeriksa Kabel Busi.
Ukur tahanan kabel busi No.1 (1) dan No.3 (2) dengan menggunakan ohmmeter.
Jika tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti kabel busi.
Tahanan kabel busi No.1
1.2 – 3.2 Ω
Tahanan kabel busi No.3
0.5 – 1.6 Ω

3. Memeriksa Ignition Coil Assy. (Termasuk Igniter)
Ukur tahanan lilitan secondair dengan menggunakan ohmmeter.
Jika tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti ignition coil assy.
Tahanan lilitan sekunder
7.1 – 9.5 kΩ pada 20°C, 68°F
4.Memeriksa Ignition Timing
CATATAN:
 • Ignition timing tidak dapat disetel. Jika ignition timing tidak
   sesuai spesifikasi, periksa komponen pada sistim yang     berhubungan.
•Sebelum menghidupkan mesin, tuas transmisi pada  posisi“Netral”

a. Langkah Kerja :
1) Ganjal semua roda.
2) Lepas console box.
3) Lepas kabel rem tangan dan connector kabel switch rem tangan
4) Lepas engine room center member (1) dari bodi dengan melepas
baut-baut engine room center member, dan kemudian geser
engine room center member ke sisi air cleaner case.
5) Lepas cap lubang memeriksa (2) pada case transmisi untuk
mengetahui pengapian timing.
6) Pasang SUZUKI scan tool ke DLC (1) dengan kunci kontak OFF.
Jika SUZUKI scan tool tidak ada, lanjut ke langkah berikut.
Special tool
(A): SUZUKI scan tool
7) Hidupkan mesin dan panaskan hingga suhu kerja normal.
8) Pastikan semua beban kelistrikan pada kondisi OFF kecuali
pengapian.
9) Periksa apakah putaran idle sesuai spesifikasi.
10) Tepatkan ignition timing dengan menggunakan mode “Fixed
Spark” SUZUKI scan tool.
Jika SUZUKI scan tool tidak ada, pasang test switch terminal (3)
dan ground terminal (4) connector diagnosa (1) dengan
menggunakan kabel jumper (2) agar timimg pengapian tepat
pada saat pertama dilakukan.
11) Gunakan timing light (1) ke kabel busi No.1, dan kemudian
periksa ignition timing harus sesuai spesifikasi.
Ignition timing awal (Test switch terminal ground atau
tepatkan dengan SUZUKI scan tool)

5 ± 3° BTDC pada putaran mesin idle

Tidak ada komentar: